Nak, Mari Kita Bicara Tentang Mati

Tak selamanya manusia hidup dengan kesenangan dan kejayaan. Akan ada masanya, kita akan diuji sakit, rasa takut dan kecemasan

banner 468x60

Depok, jakontime.com — Ada anak bertanya pada ibunya, tentang kesehatannya, kapan dirinya sembuh dan kembali pulih. Ibunya tersenyum dan hanya memberi semangat. Kamu pasti sembuh nak.

Esok harinya, sang anak kembali bertanya. Kali ini pada bapaknya. Sampai kapan dirinya tak lagi merepotkan orang yang setiap hari merawatnya.

Bapaknya lalu membesarkan jiwa putrinya, “Semangatlah nak. Ikhtiar sudah dilakukan. Doa sudah dipanjatkan. Serahkan segala pada Ilahi. Semua yang terjadi atas kehendaknya.”

Sini nak, bapak ingin bicara tentang hidup dan mati. Nasib baik dan buruk sudah digariskan Yang Maha Kuasa. Tuhan telah menetapkan takdir kepada setiap makhluk yang bernafas.

Tuhan juga tidak membebani dengan suatu cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya. Tuhan bahkan tahu kita lelah, tahu sakit dan derita yang kita rasakan.

Ingatlah nak, apa yang menurut manusia baik, belum tentu menurut Allah. Atau yang menurut kita tidak baik, tapi baik bagi Allah. Dan pasti ada hikmah yang tersembunyi di dalamnya. Kita tak pernah tahu misteri Illahi.

Dengarkan nak. Setiap manusia ingin hidupnya dianugerahi kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan. Tapi tak selamanya manusia hidup dengan kesenangan dan kejayaan. Akan ada masanya, kita akan diuji sakit, rasa takut dan kecemasan.

Namun kecemasan, segala keluh kesah dan ketakutanmu tidak berguna bagi dirimu dan orang terdekatmu. Sebab bukan dokter dan obat yang membuatmu sembuh. Melainkan kehendak Allah, Tuhanmu Yang Maha Penyayang. Yang membuatmu bisa bangkit dari sakit yang tak kunjung sembuh adalah ketenangan, dzikir, dan tawakal, berserah diri pada Nya.

Wahai anakku. Bapak ingin mengajarkanmu sebuah doa, ikutilah. Ya Allah ya Tuhanku. Berikanlah aku kekuatan. Jadikanlah penyakit ini sebagai penggugur dosa dosaku.

Ya Allah, janganlah penyakitku ini menghalangiku untuk bersujud dan beribadah kepada Mu.

Ya Allah kuatkanlah kesabaranku, seperti sabarnya Nabi Ayyub yang diuji sakit berkepanjangan hingga 18 tahun lamanya. Hingga dijauhkan oleh kaumnya dan ditinggal istrinya.

Ya Allah jika kehidupan ini lebih baik bagiku, maka sehatkan diriku dan berikan aku kesempatan untuk bertobat dan menambah kebaikan.

Tapi jika kematian itu lebih baik menurut Mu, wafatkan aku dalam keadaan husnul khotimah, diampuni segala dosaku yang telah lalu. Kau tutup aib dan segala kekuranganku. Dan jadikan Engkau ridho kepadaku. Tempatkan aku ke tempat yang terpuji dan dikumpulkan bersama orang – orang baik.

Ini nasihat bapak kepadamu nak. Penyakitmu hanya bisa disembuhkan oleh semangatmu, hilangkan segala kecemasan dan ketakutan yang membebani batin dan pikiranmu.

Lepaskan derita itu, semakin dekatlah dengan Tuhanmu. Rasakanlah shalatmu seperti shalatmu yang terakhir. Lakukan kebaikan apa saja menurut kesanggupanmu.

Beradaptasilah dengan penyakitmu. Sugestikan dirimu bahwa kamu kuat, kamu bisa, kamu pantang menyerah, kamu seperti orang yang sehat.

Jika kamu masih bisa bernafas dan dikasih umur, niatkan kamu akan ibadah 1000 tahun lamanya. Jika Tuhan memintamu pulang, mungkin itu sudah saatnya berakhir.

Anakku..tak mengapa kita bicara tentang kematian. Kata Nabi Muhammad SAW, orang yang cerdas adalah orang yang selalu ingat akan kematian. Namun bukan berarti kita berharap pada kematian.

Nak, suatu saat bapak dan ibumu juga pasti akan mati. Kelak kita akan dimandikan, dibungkus kain kafan, ditanam dalam tanah dan dishalatkan. Kita akan sendirian. Hanya amal yang akan menemani kita di alam sana.

Nak. Bapak doakan kamu panjang umur dalam taat kepada Allah. Moga kamu sembuh dan pulih. Tetap semangat dan terus berjuang. *

*Penulis : Ades Parlente (Pejuang Kebaikan, Jurnalis Muslim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *